Skrip Video: “Perbedaan Tahta, Cinta Jadi Korban”

Skrip Video: “Perbedaan Tahta, Cinta Jadi Korban”

Durasi: 10–20 menit


[Opening Scene – 0:00-1:30]

Visual: Kamera menyorot hujan rintik di jendela kamar. Seorang perempuan, LARA, duduk termenung di ranjang, memeluk bantal.
Musik: Lembut, melankolis.

Narator (VO):
“Cinta… kadang hadir tanpa peringatan. Kadang, hati jatuh pada seseorang yang seharusnya tak bisa dimiliki. Dan saat dunia menilai… hati tulus menjadi korban.”

Visual: Flashback senyum Lara saat menerima pesan dari Raka.



[Scene 2 – Kenangan Bahagia – 1:30-3:00]

Visual: Taman di sore hari, Lara dan Raka tertawa sambil duduk di bangku.

Raka:
“Aku nggak peduli dunia bilang apa, yang penting kita bahagia, kan?”

Lara (tersenyum malu):
“Kau selalu bilang begitu… tapi dunia ini keras, Raka.”

Narator (VO):
“Awalnya, cinta terasa murni. Tanpa batas, tanpa syarat. Tapi… kebahagiaan itu tak selamanya aman dari kenyataan.”


[Scene 3 – Ancaman Status – 3:00-5:00]

Visual: Ruang keluarga Raka, meja makan megah. Orang tua Raka menatap Lara dengan dingin.

Ibu Raka:
“Kamu serius ingin bersamanya? Lihatlah perbedaan status kalian…”

Ayah Raka (tegas):
“Keluarga kami punya nama. Kau harus paham posisimu.”

Visual: Lara menunduk, bibir gemetar, tapi tetap tegar.

Narator (VO):
“Cinta mereka diuji… oleh aturan yang tak tertulis. Lara yang tulus kini merasa menjadi korban.”

Raka (menggenggam tangan Lara):
“Aku ingin bersamamu… tapi mereka tak akan pernah menerimamu.”

Lara (pelan, hampir berbisik):
“Kalau begitu… apa artinya cinta kita?”


[Scene 4 – Konflik Dalam Diri – 5:00-7:00]

Visual: Lara berjalan di taman sendirian. Daun gugur, hujan mulai rintik.

Narator (VO):
“Di tengah cinta dan perbedaan, Lara belajar satu hal pahit: bukan semua yang tulus bisa dimiliki. Kadang, menjadi korban hanyalah takdir hati yang harus rela.”

Monolog Lara (VO):
“Apakah aku salah karena mencintai seseorang yang tak bisa bersamaku? Apakah hatiku tak cukup?”

Visual: Flashback kebersamaan mereka, tawa, pesan cinta, senyum manis.


[Scene 5 – Raka Terjepit – 7:00-9:00]

Visual: Raka duduk di kamarnya, memikirkan keluarganya dan Lara.

Raka (monolog):
“Aku mencintainya… tapi keluargaku… mereka menuntut. Aku merasa terjepit. Dan yang paling sakit… Lara harus menanggung semuanya.”

Narator (VO):
“Perbedaan tahta… perbedaan status… bukan hanya menguji cinta, tapi menguji keberanian untuk melawan norma.”


[Scene 6 – Lara Menghadapi Pilihan – 9:00-12:00]

Visual: Lara duduk di kafe, menatap hujan di jendela.

Narator (VO):
“Di titik ini, Lara harus memilih: bertahan pada cinta yang terhalang dunia… atau melepaskan, demi kedamaian hati.”

Teman Lara:
“Kau harus pilih, Lara. Kadang, cinta bukan soal memiliki… tapi tentang melepaskan.”

Lara (menunduk, suara bergetar):
“Aku mencintainya… tapi dunia ini terlalu berat untuk kita…”

Visual: Lara menulis surat untuk Raka, tangan gemetar, air mata menetes.


[Scene 7 – Puncak Emosi – 12:00-15:00]

Visual: Lara dan Raka bertemu di taman yang sama, hujan deras.

Raka:
“Kau nggak harus pergi… tapi aku takut keluarga menolakku.”

Lara:
“Kita bukan korban kesalahan… tapi korban dunia yang tak mau menerima cinta sederhana kita.”

Visual: Mereka saling berpelukan, hujan membasahi mereka, musik dramatis meningkat.

Narator (VO):
“Kadang, cinta yang tulus harus rela menjadi korban. Bukan karena salah… tapi karena keberanian dunia membatasi hati manusia.”


[Scene 8 – Penutup dan Pesan Moral – 15:00-20:00]

Visual: Lara berdiri di tepi pantai, angin laut menerpa wajahnya.

Narator (VO):
“Cinta… tak selalu tentang memiliki. Kadang, cinta mengajarkan kita keberanian, ketulusan, dan kekuatan untuk berdiri sendiri.”

Visual: Lara tersenyum tipis, menatap ke cakrawala, musik lembut penuh harapan.

Teks di layar:
"Cinta sejati tidak selalu bersama, tapi selalu mengajarkan kita arti ketulusan dan keberanian."

Fade out, musik menurun perlahan.


Fitur tambahan untuk video:

  • Musik dramatis: untuk adegan konflik dan hujan.

  • Efek suara: hujan, angin, langkah kaki, suara pesan masuk.

  • Teks layar: pesan emosional, monolog internal.

  • Flashback: untuk memperkuat hubungan karakter. 

Cetak apapun lebih mudah, cepat, dan praktis