Perangkat Yang Dibutuhkan Untuk Video Editing | Kamera untuk Profesional dan Amatir

Keperluan Video Editing

Perangkat Yang Dibutuhkan


Memilih peralatan yang tepat untuk video production memang bukan hal yang mudah namun juga tidak terlalu sulit. Harga mahal bukan jaminan bagi Anda untuk mendapatkan produk yang lebih bagus. Sebaliknya, dengan uang sedikit namun dengan spesifikasi yang tepat, Anda dapat mem-peroleh hasil yang maksimal.

Peralatan yang dibutuhkan untuk video production tidak semuanya harus Anda beli sendiri. Jika tidak mampu membeli, beberapa di antaranya ada yang dapat Anda sewa dan cukup dipakai jika memang dibutuhkan. Tetapi jika memang ada dana, sebaiknya Anda miliki sendiri peralatan tersebut dan disimpan di ruangan khusus. Sehingga jika sewaktu-waktu dibutuhkan Anda tidak perlu repot mencari tempat penyewaan. Perangkat video production sangat sensitif terhadap goncangan, sehingga Anda sebaiknya selalu memeriksa terlebih dahulu setiap akan dan selesai meng-gunakannya. Pastikan peralatan dalam kondisi baik dan berfungsi sehingga tidak menjadi masalah dalam proses produksi selanjut-nya dan memperoleh hasil yang optimal.

Kamera untuk Profesional dan Amatir


Kamera yang dipakai untuk kalangan professional biasanya berukuran lebih besar dibanding yang sering dipakai oleh orang awam. Perbedaan antara keduanya dapat dilihat jelas dari bentuk fisik dan kualitas gambar yang dihasilkan.

Berikut beberapa hal tentang keduanya berdasarkan bentuk fisik:
  • Kebanyakan kamera profesional berukuran besar, hal ini untuk menjaga kestabilan saat mengoperasikan. Kamera jenis ini biasa disebut "shoulder type" kamera yang berarti kamera dapat disokong dengan bahu untuk membantu menjaga kestabilan. Berbeda dengan kamera biasa yang berukuran relatif lebih kecil yang hanya dipegang sebelah tangan, sehingga selalu terjadi gambar bergoyang terutama jika dilakukan zooming.
  • Kamera professional memiliki ukuran pita yang lebih besar, sebagai contoh kamera Beta (betacam), DVCPRo dan sebagainya. Biasanya kamera ini dilengkapi dengan fungsi-fungsi tambahan, seperti XLR microphone, dan ukuran baterai yang lebih besar. Sedangkan untuk kamera film telah tentu lebih besar karena dapat menyokong "reel" (gulungan) film.
  • Lensa kamera dapat diganti dan disesuaikan dengan jenis lensa yang diperlukan.
  • Oleh karena kamera profesional terdapat banyak fungsi tambahan, maka tentu "electronic board" di dalam kamera juga lebih besar.
Sedangkan berdasarkan kualitas gambar:
  • Karena kamera profesional serasi dengan berbagai jenis lensa, tentunya kualitas gambar dapat disesuaikan dengan berbagai kondisi objek. Lensa pada kamera tentunya memainkan peran penting dalam fotografi dan video/sinematografi untuk meng-hasilkan gambar yang benar-benar diinginkan.
  • Penyelarasan gambar pada kamera profesional dapat dibuat secara auto maupun manual. Sebagai contoh aperture (bukaan) dan kelajuan shutter (pengatup) pada lensa dapat dikendalikan secara manual.
  • Kamera profesional berukuran besar sehingga CCD (charge-coupled device) juga besar sehingga gambar dapat direkam dengan detail yang lebih baik. Sedangkan kamera dengan 3 CCD dapat memisahkan warna berdasarkan tiga wama dasar RGB (merah, hijau, biru) untuk menghasilkan gambar yang detail wamanya lebih presisi.
  • Kamera professional memiliki resolusi yang lebih tinggi. Pada kamera biasa, garis lintang 500 sedangkan pada kamera professional dapat mencapai 800 atau lebih. Begitu juga dengan format kamera terbaru HD Cam (High Definition Camera) yang mencapai 1920x1080 piksel.
  • Untuk kamera film (35mm) resolusinya lebih besar lagi yakni antara 2000 hingga 4000 piksel. Hal ini karena gambar dari film akan dimainkan di layar lebar sehingga resolusi yang tinggi diperlukan untuk menghasilkan gambar yang jelas dan tajam.

Komputer


Sebelum muncul teknologi digital editing komputer, semua proses penyuntingan video dilakukan menggunakan sebuah player (pemutar) video dan sebuah VCR (Video Cassette Recorder), atau perekam video. Lewat cara demikian, proses yang dapat dilakukan hanya transisi cut-to-cut saja, yakni memotong bagian yang tidak diinginkan lalu menyusunnya dalam satu rangkaian.

Kemudian muncul penggunaan 2 player dan 1 recorder yang dilengkapi mixer. Teknik penyuntingan ini menyediakan transisi dissolve untuk menghasilkan perpindahan antar klip yang halus. Teknologi editing seperti ini disebut A/B roll editing atau Linear Editing, yakni sifat edit yang linier. Karena masih bersifat linier, jika saat editing ada satu segmen di tengah cerita yang ingin diperpanjang atau diperpendek, maka seluruh rangkaian editing di belakangnya harus diulang kembali, atau bahkan bisa saja mulai kerja lagi dari awal.

Hadirya teknologi digital video editing menggunakan bantuan komputer mampu mengatasi berbagai persoalan edit linear dengan menghadirkan Non-Linear Editing (NLE). Dengan metode editing ini video disimpan dalam harddisk terlebih dahulu sehingga dapat dilakukan proses editing yang lebih fleksibel. Satu segmen video dapat dipindahkan atau dapat dipakai secara berulang-ulang. Anda tinggal melakukan drag and drop klip video, gambar, dan audio dan merangkainya menjadi satu kesatuan video.

Non linier editing juga menyediakan pilihan single track editing maupun A/B track editing. Pada A/B track editing, terdapat track khusus untuk meletakkan klip transisi. Track transisi ini diletakkan antara track klip sehingga transisi dapat diatur durasinya.
Keunggulan lainnya, tersedia berbagai koleksi efek dan transisi yang dapat Anda gunakan. Jenis efek video tinggal dipilih dalam satu folder, kemudian di drag dan drop ke klip target. Demikian halnya dengan jenis transisi yang dipilih, Anda tinggal drag dan drop ke track antara dua klip.

Dapat dikatakan bahwa komputer bagi sebuah video production merupakan salah satu kebutuhan yang penting. Spesifikasi komputer yang akan digunakan untuk editing video diusahakan semaksimal mungkin. Spesifikasi komputer turut berpengaruh pada proses kerja dan menentukan hasil yang diperoleh, misalnya untuk menghasilkan gambar yang jemih seperti aslinya dan tidak terputus-putus. Setidaknya dengan anggaran sebesar Rp 5 juta Anda telah dapat membeli komputer dengan spesifikasi yang cukup. Jika Anda menggunakan komputer dengan spesifikasi rendah, maka kualitas video yang kurang tentunya akan mengecewakan konsumen. Dan jika proses editing terlalu lama, komputer tidak dapat digunakan untuk mengerjakan pekerjaan lain, sehingga pemasukan akan berkurang.

Komponen utama komputer untuk proses editing yakni prosesor, RAM (Random Access Memory), dan kapasitas harddisk yang besar. Untuk processor sebaiknya memiliki kecepatan di atas 1 Ghz dan memiliki cache memory minimal 512 KB. Sedangkan untuk RAM minimal 512 MB, kapasitas harddisk 160 GB 7200 RPM, VGA 128 MB, DVD-RW, serta speaker/headset.
Copyright © Buek Video. All rights reserved.