Pengertian Kreativitas, Kondisi Fisik dan Mood, Prinsip-prinsip Kreativitas

Pengertian Kreativitas


Kreativitas, menurut Werner Reinartz dan Peter Saffert, merupakan pemikiran yang berbeda berbentuk kemampuan menemukan solusi yang tidak biasa terhadap suatu problem. Menurut Creative Education Foundation, pengertian kreatif adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang (atau sekelompok orang) yang memungkinkan mereka menemukan pendekatan-pendekatan atau terobosan baru dalam menghadapi situasi atau masalah tertentu yang biasanya tercermin dalam pemecahan masalah dengan cara yang baru atau unik yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya.

Pada umumnya, manusia berpikir bahwa kreatif merupakan mitos dengan berbagai pernyataan yang membelenggu potensi kreativitas yang hadir di sekelilingnya atau hanya ada pada dirinya sendiri. Beragam mitos kreatif pada kehidupan sehari-hari yaitu:
  • Saya tidak berbakat untuk kreatif (semua orang kreatif! Untuk menjadi kreatif, Anda harus berpikir bahwa Anda kreatif).
  • Kalau saya bisa melakukan satu hal, itu tidak berarti kreatif (banyak hal yang "biasa" Anda lakukan belum tentu bisa dilakukan orang lain).
  • Hanya satu hal tipe kreativitas (menjadi kreatif bukan sebatas ahli dalam melukis atau menciptakan lagu).
  • Biarkan orang-orang kreatif yang melakukan hal kreatif (semua orang bertanggung jawab untuk mengontribusikan ide mereka).
  • Kreativitas tidak bisa dipelajari (kreativitas selalu muncul di seputar kita).
  • Orang-orang kreatif selalu tampil "aneh" (kreativitas yang disuarakan memunculkan sesuatu yang baru, sehingga tampak " beda" dari apa yang berlaku).
  • Orang-orang kreatif itu spontan tidak terstruktur.
  • Saya terlalu tua untuk kreatif (Banyak orang berpikir telah memikirkan segalanya pada saat muda, tetapi saya baru memikirkan tentang teori ruang angkasa pada saat saya sudah dewasa -Albert Einstein-. Hasil riset menyatakan bahwa otak manusia bersifat "neuroplastik". Artinya, susunan otak dapat berubah menyesuaikan kebutuhan).
  • Kreativitas berarti menemukan hal baru yang mengubah sesuatu secara signifikan (Kita terus beradaptasi dengan lingkungan lewat perubahan-perubahan kecil serta mengoptimalkan kegiatan sehari-hari kita secara kreatif).
Proses lahir suatu ide inovatif atau inspiratif memerlukan beragam bentuk tahapan. Hal itu tergantung pada individu masing-masing. Inovasi adalah memikirkan dan melakukan sesuatu yang baru yang menambah atau menciptakan nilai-nilai manfaat sosial/ ekonomi (Gde Raka, 2001). Berdasarkan sejarah psikologi kognitif menurut Wallas, dikenal dengan Teori Wallas, salah satu teori yang sampai sekarang banyak dikutip, yang dikemukakan tahun 1926 dalam bukunya The Art of Thought (Piirto, 1992). Secara umum kreativitas muncul dalam proses empat tahap yang secara berkelanjutan mengalir perlahan-lahan dari diri manusia. Adapun tahapan tersebut sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan (Preparotion)

Pada tahap persiapan, otak mengumpulkan informasi dan data yang berfungsi sebagai dasar atau riset untuk karya kreatif yang sedang terjadi. Tahap persiapan ini merupakan suatu tahap berorientasi tugas ketika seseorang melakukan riset khusus dengan membaca, mewawancarai orang, bertualang, atau kegiatan lain yang berfungsi mengumpulkan fakta, ide, dan opini. Pada tahap ini, seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang lain, dan lain sebagainya.

2. Tahap Inkubasi (Incubation)

Masa inkubasi dikenal luas sebagai tahap istirahat, masa menyimpan informasi yang sudah dikumpulkan, lalu berhenti, dan tidak lagi memusatkan diri atau merenungkannya. Fungsi utama pikiran bawah sadar selama tahap ini adalah mengaitkan berbagai ide. Kreativitas merupakan hasil kemampuan pikiran dalam mengaitkan berbagai gagasan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan unik.

3. Tahap Pencerahan (lluminotion)

Tahap pencerahan dikenal sebagai pengalaman, yaitu saat inspirasi ketika sebuah gagasan baru muncul dalam pikiran, seakan-akan dari ketiadaan, untuk menjawab tantangan kreatif yang sedang dihadapi. Tahap pencerahan ini sering terjadi saat seseorang mengerjakan sesuatu yang tidak berkaitan dengan upaya kreatif, seperti ketika sedang mandi, mengemudi, rileks. Tahap pencerahan merupakan titik tolak ketika gagasan baru berpindah dari alam pikiran tidak sadar ke alam pikiran sadar. Hal ini paling mudah dicapai dalam keadaan santai dan bebas tekanan.

4. Tahap Pelaksanaan/Pembuktian (Verification)

Disebut sebagai tahap pelaksanaan/pembuktian karena di sinilah titik tolak seseorang memberi bentuk pada ide atau gagasan baru, untuk meyakinkan bahwa gagasan tersebut bisa diterapkan. Di sinilah kemampuan dan keterampilan berpikir harus memainkan peran, demikian juga hasrat dan rasa gembira. Dalam tahap pelaksanaan/pembuktian, ada gagasan berhasil dengan amat cepat, sedang yang lain perlu waktu berbulan-bulan atau bahkan tahunan. Jadi pada dasarnya kreativitas adalah pengelolaan suatu ide, menghubungkan beberapa elemen ide-ide yang terpisah, selanjutnya ide atau gagasan tersebut dikembangkan dan diolah menjadi suatu karya yang menarik, unik, dan inovatif.

Kondisi Fisik dan Mood


Kondisi fisik manusia sangat memengaruhi pola pikir pada tubuhnya secara keseluruhan, walaupun tidak sepenuhnya setiap manusia mengerti tentang pengaruh mendasar yang mereka miliki. Intensitas dari berbagai kondisi fisik serta pola pikir dan tubuh masing-masing pada gilirannya akan memengaruhi tingkatan di mana manusia bisa mengatasi momen tantangan dalam proses kreatif.

Berbagai momen tantangan kreatif ini melibatkan keseimbangan antara ketegangan dan energi yang mungkin mendorong setiap individu untuk tetap terlibat atau memaksanya untuk menarik diri. Psikolog Robert Thayer telah mempelajari bentuk keseimbangan ini dan bagaimana dampaknya pada mood.2 Thayer membuat konsep mood sebagai empat pola reaksi berbeda dan menyeluruh berdasarkan kondisi yang ia sebut dengan:

1. Colm-energy

Dalam kondisi colm-energy, manusia merasa senang. Perasaannya menganggap dirinya waspada, mungkin ingin bergaul, dan percaya diri. Secara fisik, individu mungkin memiliki detak jantung dan metabolisme yang relatif tinggi sehubungan dengan apa yang mereka alami selama aktivitas normal setiap hari. Hal yang paling signifikan adalah setiap manusia harus siap menerima tantangan yang ada pada saat itu.

2. Calm-tiredness

Dalam kondisi calm-tiredness, sistem kardiovaskular seseorang mungkin berfungsi di tingkat yang lebih rendah. Pikirannya mungkin cenderung berfokus pada hal-hal yang membutuhkan konsentrasi lebih kecil, seperti membaca novel atau majalah atau mendengarkan musik. Walaupun mereka mungkin masih merasakan mood yang baik, reaksi sebenarnya lebih lelah atau mengantuk.

3. Tense-energy

Ketika berada pada posisi tense-energy manusia mungkin akan mengalami peningkatan ketegangan otot, pernapasan, dan seluruh tubuh. Dirasakan pula energi emosional dalam bentuk kegugupan atau rasa was-was. Thayer menyataan kalau mood ini mencerminkan aktivasi fisiologi yang merupakan tanggapan tubuh terhadap perasaan ketika terancam. Walaupun mood tense-energy memberi energi pada manusia dan meningkatkan kewaspadaan, rasa was-was yang muncul cenderung mengalihkan perhatian dan upaya seseorang untuk terus berfokus pada berbagai jenis sifat tantangan pengejaran kreatif.

4. Tense-tiredness

Pada kondisi mood ini, melibatkan ketegangan fisik dalam berbagai sistem tubuh manusia dan dibarengi oleh kurangnya energi secara subjektif. Hal ini dialami sebagai mood yang buruk. Mood ini berbentuk rasa lelah dan juga rasa was-was. Ketika kondisi pikiran seseorang dipenuhi oleh berbagai tuntutan sulit, mood melibatkan adanya rasa kekosongan yang besar. Hal ini cenderung membuat penilaian negatif terhadap kemampuan diri, membesar-besarkan kesulitan yang ditimbulkan oleh tantangan tersebut, dan merasakan kompetensi yang berkurang.

Kondisi-kondisi ideal untuk perhatian manusia terfokus adalah ketika mood mengalami calm energy atau sedikit tingkatan tense energy. Kedua kondisi di atas paling kondusif bagi berbagai aspek kreativitas yang membutuhkan perhatian terfokus dan terkonsentrasi. Sikap waspada, terbuka, dan rasa percaya yang dimiliki oleh kondisi pikiran dan tubuh yang mengalami reaksi calm energy memupuk emosi positif dan pemikiran terbuka serta fleksibel yang penting bagi keterlibatan kreatif.

Prinsip-prinsip Kreativitas

Berpikir kreatif harus memiliki dasar pola kreatif. Hal ini dapat membantu memecahkan permasalahan guna menemukan solusinya. Berpikir kreatif memiliki banyak manfaat bagi manusia dalam berkarya. Apabila manusia menerapkan pola pikir kreatif akan menghasilkan beberapa kegunaan, yaitu:
  1. Menemukan gagasan, ide, peluang, dan inspirasi baru.
  2. Mengubah masalah atau kesulitan dan kegagalan menjadi sebuah pemikiran yang cemerlang untuk langkah selanjutnya.
  3. Menemukan solusi yang inovatif.
  4. Menemukan suatu kejadian yang belum pernah ada hingga menjadi sebuah penemuan baru.
  5. Menemukan teknologi baru.
  6. Mengubah keterbatasan yang ada sebelumnya menjadi sebuah kekuatan dan keunggulan.

Manusia kreatif itu muncul dari orang-orang yang sering menggunakan otak kanannya, karena kecenderungan untuk berpikir jangka panjang, terampil, berorientasi yang berbeda dengan orang lain. Sedangkan otak kiri memiliki kecenderungan berpikir jangka pendek dan logika. Orang yang berpikir kreatif sering menggunakan pola pikir otak kanan dan jarang menggunakan otak kirinya yang berorientasi pada logika berpikir. Cara kerja otak kiri dan otak kanan memiliki visi yang berbeda. Setiap manusia memiliki kecendrungan berpikir dominan otak kanan atau otak kiri, sehingga mereka dapat termotivasi untuk melakukan kegiatan atas dasar kecenderungan dominan tersebut. Daya ingat otak kiri sebagai pengendali intelligence quotient (IQ) bersifat jangka pendek. Sedangkan otak kanan berfungsi sebagai perkembangan emotional quotient (EQ) yang bersifat jangka panjang. Akan tetapi, menurut para ahli, sebagian besar orang di dunia hidup dengan lebih mengandalkan otak kirinya.
Dalam memecahkan masalah, persoalan, dan halangan dalam kehidupan sehari-hari, serta dalam merintis suatu karya kreatif, kemampuan seseorang memaksimalkan kerja otak kanannya adalah faktor penting untuk melewati kegagalan demi kegagalan yang berujung pada penciptaan semangat berkreasi yang lebih tinggi lagi.

Kreativitas bukan semata-mata memecahkan masalah, tetapi menciptakan sesuatu yang lebih baik, orisinil, dan pemecahan masalah yang kreatif, dengan cara mengoptimalkan dan menggunakan pengetahuan seseorang untuk mengatasi masalah yang belum ada pasti jawabannya. Kreativitas tidak bisa ditiru/dicangkok atau dipaksakan pada orang lain, tetapi bisa dipelajari dan dilatih.

Terkadang setiap manusia bertanya mengapa dirinya tidak bisa berpikir kreatif. Apakah pemikiran kreatif itu hanya milik orang-orang tertentu? Apakah ada seseorang yang bisa mengajarkan orang lain menjadi Leonardo Da Vinci, Habibie, dan lain sebagainya? Bagaimana membangkitkan dan memunculkan pemikiran kreatif dalam diri dan pikiran seseorang?

Orang sukses adalah mereka yang tidak jemu-jemu mempelajari sesuatu yang belum dikuasainya, serta harus memiliki tiga success skills (Bambang Semiarto, 2009) yang akan membantu manusia menemukan jati dirinya:
  1. Living skills adalah keterampilan yang dibutuhkan untuk beradaptasi dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Learning skills adalah keterampilan yang digunakan agar manusia dapat mengembangkan diri melalui proses belajar berkelanjutan.
  3. Thinking skills adalah keterampilan yang dibutuhkan pada saat manusia berpikir untuk memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari.
Sedangkan ciri-ciri orang yang sukses, yaitu jujur, cerdas, berwawasan kepemimpanan, berorientasi jangka panjang, peduli, berbudaya, dan berwawasan kewirausahaan. Kreativitas merupakan potensi yang perlu diasah karena dapat menjadi salah satu kunci penentu kesuksesan seseorang dalam mewujudkan cita-citanya. Kreativitas dapat ditimbulkan dan diasah melalui kejelian mengamati fenomena alam semesta di sekitar kita. Alam semesta menyimpan jutaan rahasia yang menunggu manusia menemukannya, seperti keunikan jenis bulu/ mata kucing, kodok berwarna-warni di hutan, aneka ragam kupu-kupu, bentuk burung, ribuan kelopak mata semut, dan lain sebagainya.
Kreatif itu tidak selalu harus canggih dan baru, tetapi mengandung unsur pembaruan serta kemaslahatan bagi orang banyak, seperti produk bakso berkalsium tinggi, sehat dan aman untuk dikonsumsi, penyelamatan naskah Jawa kuno, gambir sebagai pewarna kayu alami, filter air untuk mencuci pakaian, dan lain-lain. Adapun kiat menumbuhkan kreativitas, antara lain:

  • Biarkan ide dan angan mengalir bebas.
  • Latar belakang yang mendasari suatu kreativitas harus dapat dirumuskan dengan jelas.
  • Keunikan kreativitas harus ditonjolkan.
  • Karya suatu kreativitas harus unik dan tidak umum.
Dalam teori konektivitas yang membuat suatu kesulitan menjadi peluang, manusia diajarkan melakukan konektivitas antara kekayaan pikirannya dengan masalah yang dialaminya. Setiap manusia harus mengabungkan kotak pikiran setiap individu yang terdiri dari pengetahuan, pengalaman, informasi-informasi baru, dan kejadian-kejadian yang dialami untuk dibuat dan diolah menjadi alat dalam memecahkan masalah yang belum terjadi.

Orang kreatif selalu berpikir bahwa barang, perubahan, karya, atau hal apa pun yang dilihatnya itu selalu belum sempurna dan masih bisa disempurnakan lagi. Hasrat untuk memberikan kesempurnaan tersebut menjadi inspirasi dan peluang lahirnya kreativitas.

Setelah mengetahui bagaimana pentingnya berpikir jangka panjang dengan memaksimalkan kerja otak kanan untuk membangkitkan ide kreatif, ada beberapa prinsip kreativitas yang dapat dilakukan untuk membuat pola pikir kreatif dimulai, seperti berikut ini :

1. Teori Ketidak sempurnaan
Teori ketidaksempurnaan adalah cikal bakal dari teori konektivitas, yaitu the basic of Creative thingking. Teori kreativitas berlandaskan suatu filosofi, “from nothing to get or creote somethingJadi, dari sesuatu yang tidak ada, manusia bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai karena diakui hal tersebut lebih voluoble atau diinginkan pasar saat ini.

Ada seorang produsen berkreasi selama bertahun-tahun dan berulang kali membuat produk. Sampai kemudian ia menyatakan produknya telah sempurna. Maka harus ada orang lain yang menyatakan, "Apanya yang sempurna? Saya bisa membuat jauh lebih baik dan tentu saja lebih sempurnaInilah dasar berpikir kreatif.

Hal itu menandakan bahwa orang pesimis berpendapat sesuatu itu sempurna, tetapi sang optimis adalah orang yang kreatif berpikir bahwa itu tidak sempurna dan ia bisa melakukan lebih baik daripada hal tersebut. Apabila seseorang berbeda pendapat dengan orang lain ketika melihat suatu kejadian atau apa pun, artinya mereka melihat bayangannya, bukan nyata tubuhnya.
Teori ketidaksempurnaan merupakan kebalikan dan cikal bakal bagi seorang kreator ulung dalam berpikir untuk menemukan sebuah peluang, yaitu bayangan dari sebuah kesulitan. Prinsip kesempurnaan bisa membuat manusia terperangkap ke dalam jebakan ketakutan untuk berubah dan keluar dari rutinitas yang terus-menerus terjadi. Itulah intuisi seorang kreator ulung. Walaupun kadang banyak orang yang menganggap orang kreatif yang berpikiran aneh itu gila dan membingungkan, namun itulah pola pikir seorang kreatif; selalu melihat dari sisi yang berbeda dan di matanya suatu kejadian adalah unperfectly condition.

2. Pengetahuan adalah Alat, Imajinasi adalah Cara untuk Menemukan Inspirasi (Knowledge Only 1%, Imagination 99%)

Kreativitas didapat melalui imajinasi. Berimajinasi membuat manusia berangan-angan dan berpikir detail dan mencoba mereka-reka untuk mencari solusi dari setiap permasalahan dan menemukan ide pemecahannya.

Orang kreatif selalu berpikir dan melakukan coretan-coretan sketsa tentang pemecahan masalah, melamun, menerawang jauh, dan membayangkan tanpa batasan/unlimited. Setiap saat mereka berpikir dan mengimajinasikan sesuatu yang mereka impikan serta idam-idamkan. Kreativitas menghargai imajinasi, bersedia melepaskan hal-hal yang sudah pasti untuk berpikir lebih besar lagi, selanjutnya menuntut tekat yang kuat dan keyakinan diri.

Lingkungan yang memberikan kebebasan untuk bereksplorasi dapat menginspirasi kreativitas individu maupun kelompok. Aturan dan peraturan yang berlebihan, stigma kegagalan, terlalu fokus pada efisiensi akan mematikan imajinasi dan kreativitas.

3. Isi tetapi Kosong dan yang Kosong tetapi Berisi

Suatu produk, inovasi, dan karya berpotensi bisnis. Dalam bisnis akan ada persaingan yang pada hakikatnya merebut pasar. Produk tersebut akan menggeser permintaan seseorang akan produk tersebut atau sebaliknya, sehingga akan terjadi kesempurnaan. Kondisi demikian disebut pasar telah terisi dengan sempurna. Namun, bagi seorang kreator, pasar yang berisi (padat) juga bisa dilihat tidak sempurna.

Mereka berpikir ada kekosongan permintaan karena sebagian besar sebenarnya belumlah sempurna. Bagi kreator berpikir bahwa di saat pasar berisi sebenarnya pasar itu memiliki kekosongan permintaan, di mana keinginan sebagian orang atas produk atau jasa tersebut masih ada yang belum terpenuhi, karena pada dasarnya pelanggan menginginkan sesuatu yang berbeda.

4. Think Differently with Opposite Position

Pada prinsipnya seorang kreator dan penemu-penemu terkemuka memiliki "iris mata" atau pandangan yang berbeda dengan kebanyakan orang lainnya. Ciri-ciri orang seperti ini ialah tidak puas diri (tidak mudah puas), pantang menyerah, dan berpikir berlawanan arah (menentang arus) atau yang lebih dikenal dengan istilah "think differentl/’. Kreativitas memiliki banyak hal yang kontradiktif yang akan menimbulkan tanda tanya.
Einstein dianggap idiot pada usia 3 tahun karena pola kehidupannya berbeda dari kebiasaan atau norma-norma yang ada. Kadang ada anak kecil yang sering menyulitkan orang, dianggap aneh, perenung, pendiam, dan pola hidupnya mirip kelelawar. Maka cara berpikir yang berbeda, yaitu jangan pernah mengikuti pola pikir orang banyak atau mengikuti kebiasaan dan hindari jebakan logika Anda.
Kebanyakanorangtidakmenyukaikerancuan.Halitumembuat mereka tidak nyaman. Ciri pemikir kreatif adalah kesediaan untuk menerima kerancuan, merangkul ketidaknyamanan, dan fokus pada kemungkinan. Daripada terburu-buru kembali ke apa yang sudah menjadi zona nyamannya, seorang berpikiran kreatif akan memilih terus maju menjalani hidup, menukar kenyamanan dengan potensi.

5. Think More Detail

Melihat dan berpersepsi adalah dua hal yang berbeda. Melihat bersifat visual (dapat dilihat), universal, riil, dan konkret, sedangkan persepsi bergantung kemampuan setiap individu untuk menafsirkan apa yang dilihatnya (yang mungkin tidak terlihat).

Orang kreatif memiliki kemampuan yang baik untuk memandang segala sesuatu dengan cara baru, mendeteksi pola, dan menghubungkan berbagai hal yang mungkin tidak terpikirkan orang lain. Berpikir terhadap sesuatu hal akan memberikan gambaran bentuk, ukuran, warna, dan lain sebagainya. Namun, untuk memperkuat konsep kreativitas, perlu dipahami tentang innovation theory yang terkandung think more detail yang dapat dilatih dengan cara melakukan hal-hal berikut ini:

a. Ubah pola kebiasaan sehari-hari.
b. Jangan hanya melihat secara visual, tetapi lebih jauh, liat secara detail.
c. Mengamati film bukan dari tokohnya.
d. Mengunjungi tempat pameran dagang, event, atau ekshibisi.

6. Have a Perfect Result

Berupaya untuk terus menciptakan peluang akan memacu kreativitas seseorang teruji, lalu mendorong orang tersebut bekerja lebih giat dan tidak mudah puas. Orang kreatif tidak ingin hasil apa adanya, namun mengupayakan kesempurnaan hasil yang dicapai. Hal tersebut didasari selalu berkeyakinan mampu menghasilkan produk atau inovasi baru yang kreatif.

7. There Must Be A Solution
Kreativitas bukan keterampilan yang dimiliki segelintir orang dengan gelar, profesi, dan kedudukan tertentu. Kreativitas adalah pola pikir yang tidak biasa dan keberanian untuk bereksplorasi. Kreativitas bukan harus jenius, menguasai seluruh pengetahuan. Orang kreatif senang melakukan observasi, berpetualang, dan bertanya pada siapa pun sehingga menemukan aneka pengalaman berharga yang akan dicocokkan dengan masalah yang dialami. Prinsip ini menekankan bagaimana mencari solusi yang kreatif.
8. Kesulitan dan Inspirasi Itu Saling Melekat Satu dengan Lainnya

Kehidupan manusia seyogyanya diselimuti dengan beragam permasalahan yang tak terduga hingga yang disengaja. Kehadiran masalah yang sebagian besar diharapkan oleh orang kreatif menjadi suatu tantangan untuk berimajinasi. Mereka selalu berpikir bahwa kesulitan apa pun, pasti memiliki jalan keluar.

Bagi mereka, kesulitan dan inspirasi itu saling melekatkan diri, satu di depan dan yang lain di belakangnya saling mengejar untuk dipasangkan seperti puzzle. Jika di satu sisi itu adalah kesulitan, maka di sisi lain hal itu adalah inspirasi atau peluang, di mana kreator bisa memenuhinya untuk mewujudkannya menjadi ide.

Seorang kreatif senantiasa berpikir, "tidak ada yang tidak mungkinSeandainya mereka merasa kesulitan untuk menyelesaikan problemnya, maka mereka akan berpikir sebagai pesaing atau lawannya, dan akhirnya mereka akan menemukan peluang itu. Tingkah kreator juga bisa memikirkan peraturan-peraturan yang belum dibuat untuk menciptakan sebuah inspirasi dan peluang. Ketika perubahan peraturan akan mendatangkan pro dan kontra, bagi kreator di sinilah muncul peluang. 
Berpikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus -menerus menghasilkan sesuatu yang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan. Penelitian Brookfield (1987) menunjukkan bahwa orang yang kreatif biasanya;5 sering menolak teknik yang standar dalam menyelesaikan masalah, mempunyai ketertarikan yang luas dalam masalah yang berkaitan maupun tidak berkaitan dengan dirinya, mampu memandang suatu masalah dari berbagai perspektif, cenderung menatap dunia secara relatif dan kontekstual, bukannya secara universal atau absolut, biasanya melakukan pendekatan triai and error dalam menyelesaikan permasalahan yang memberikan alternatif, berorientasi ke depan dan bersikap optimis dalam menghadapi perubahan demi suatu kemajuan.

Dalam pengembangan berpikir kreatif dan untuk memahami konsep-konsep abstrak, secara umum manusia membutuhkan keterampilan berpikir rasional yang cukup.6 Keterampilan berpikir adalah keterampilan-keterampilan yang relatif spesifik dalam memikirkan sesuatu yang diperlukan seseorang untuk memahami suatu informasi (gagasan, konsep, prinsip, teori, memecahkan masalah dan sebagainya). Pengetahuan dan keterampilan berpikir merupakan suatu kesatuan yang saling menunjang.
Presseisen dalam Costa (1985:44-45) menyatakan keterampilan berpikir terbagi atas berpikir dasar dan berpikir kompleks. Sedangkan berpikir rasional adalah kemampuan berpikir tingkat dasar dan besar manfaatnya untuk setiap kegiatan dan kehidupan sehari-hari. Syah Muhibin menyatakan bahwa berpikir rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan "bagaimana" (how) dan "mengapa" (why).7

Adapun beberapa bentuk keterampilan berpikir rasional di antaranya adalah; berpikir ilmiah (scientific thinking), berpikir analitis (analytical thinking), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir strategis (strategie thinking). Secara lebih spesifik dapat diuraikan sebagai berikut:

Berpikir kristis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusantentangapayangharusdipercayai atau dilakukan. Berikut adalah contoh-contoh kemampuan berpikir kritis, misalnya; membanding dan membedakan, membuat kategori, meneliti bagian-bagian kecil dan keseluruhan, menerangkan sebab.

membuat sekuen/urutan, menentukan sumber yang dipercayai, dan membuat ramalan. Realisasinya seperti; tidak mudah percaya terhadap orang lain, proses musyawarah tidak langsung diterima tetapi didiskusikan terlebih dahulu untuk mengambil sebuah keputusan.

Menurut Perkins (1992), berpikir kritis itu memiliki 4 karakteristik, yakni;4

  1. Bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang akan kita terima atau apa yang akan kita lakukan dengan alasan logis,
  2. Memakai standar penilaian sebagai hasil dari berpikir kritis dan membuat keputusan,
  3. Menerapkan berbagai strategi yang tersusun dan memberikan alasan untuk menentukan dan menerapkan standar,
  4. Mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk dipakai sebagai bukti yang dapat mendukung suatu penilaian.

Berpikir ilmiah menurut Hillway (1956) adalah berpikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.’ Berpikir ilmiah adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, mengembangkan dan sebagainya. Secara ilmu pengetahuan (berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan atau menggunakan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.10 Contohnya; air kalau direbus pasti mendidih, gravitasi bumi, dan lain-lain.
Berpikir analitis adalah proses berpikir yang mendorong kita membuat keputusan yang lebih baik. Pertama kita menggunakan proses berpikir kreatif untuk memperoleh bermacam-macam pilihan solusi
untuk masalah yang kita hadapi, kemudian kita perlu menggunakan proses berpikir analitis untuk memilih beberapa alternatif solusi yang terbaik. Aturan dasar untuk berpikir analitis adalah memaksa pikiran kita untuk menyebar dengan memikirkan banyak alternatif, kemudian buatlah menyempit dengan memilih alternatif terbaik.11 Proses berpikir analitis antara lain; Analisa Situasi, Analisa Persoalan, Analisa Keputusan dan Analisa Persoalan Potensial. Contohnya; kegagalan dalam mengambil keputusan dan kegagalan itu mendorong kita untuk berpikir dan mengambil keputusan yang lebih baik.

Berpikir strategik merupakan proses untuk memahami dua hal pokok yang saling terkait, yaitu fokus dan kesadaran atas waktu (timing). Aplikasinya mengerjakan sesuatu yang memiliki dampak besar dan dibutuhkan segera. Tentu berpikir strategis sangat dibutuhkan oleh sosok pemimpin yang harus bisa melakukan antisipasi, berpikir kritis, menafsirkan, memutuskan, meluruskan dan belajar dengan baik.” Contohnya; tentang arah kendali perusahaan, pemecahan masalah dan menemukan cara dalam melakukan sesuatu.
Copyright © Buek Video. All rights reserved.